12 Rabi'ul awal-tarikh keramat dimana junjungan besar kekasih Allah telah dilahirkan oleh bondanya Siti Aminah..itulah dia,baginda Rasulullah S.A.W. Tak terungkap betapa dalamnya cinta baginda kepada umat..hayati saja ketabahan dan kesabaran baginda ketika mana berdepan dengan penduduk Taif..masih mampu lagi menahan malaikat Jibreel yang datang menanyakan keizinan baginda untuk membalas perbuatan penduduk Taif, malah diangkat pula kedua tangannya untuk berdoa akan hidayahNya pada mereka..
subhanallah..takkan pernah kita jumpa manusia mulia sebegini..berselawatlah kepadanya..
pernah disuatu ketika, baginda Rasulullah solat tahajjud dengan lama sekali..solat yang panjang ini dipenuhi dengan doa dan tangisan penuh haru,khuatir dan kasih yang tak terhingga dari baginda untuk kita,umatnya..solat itu diisi dengan satu ayat doa yang terus baginda ulang sepanjang malam.
“Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Mu, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (Al Maidah: 118).
lihatlah betapa khuatir dan bimbang Rasulullah pada nasib kita..tetapi,sedikit sekali dari kita yang merasa bimbang akan menyakiti hati Rasulullah..
dan,diakhir hayat baginda,terdapat sesuatu untuk kita renungi..kisah kasih luar biasa sepanjang sejarah manusia..betapa sucinya cinta Rasulullah pada umatnya hinggakan disaat-saat genting sakaratulmaut,masih basah bibirnya dengan "ummati..,ummati..,ummati..."..jauh lebih agung dari kisah cinta antara Shah Jahan dengan Mumtaz yang terhasilnya Taj Mahal..lebih hebat lagi dari kisah cinta Romeo dan Juliet yang dibanggakan..malah,lebih mengagumkan dari kisah cinta Shakespeare yang dipuisikan dan dibukukan serta menjadi satu teks wajib bagi para pelajar tingkatan 4 satu ketika dulu!!
insaflah..ambil sesaat dua,renungi dimana kedudukan kita dalam pandanganNya..sudahkah kita berusaha mencintai Rasul kesayangan Allah ini sepertimana baginda begitu tulus mencintai kita?? perhatikan saja betapa ada dari kita yang tegar mengingkari ajarannya..
solat yang tak terjaga..ataupun,
solat didirikan dengan ingatan yang menerawang jauh akan hal-hal dunia..sedangkan Nabi sudah mengumpamakan, "dunia itu umpama bangkai kambing"..jadi,mahukah kita mengheret "bangkai" itu kedalam solat kita yang sepatutnya "bersih"?? fikirkan..
aurat yang tak tertutup dengan sempurna..masih lagi diantara kita dengan bangganya memperlihatkan rambut yang lepas mengurai yang sewajibnya ditutup kemas-kemas(bukan dengan mudahnya terselak) dari pandangan ajnabi..
siapa kita untuk mempersoalkan hukum hakamNya yang terang termaktub dalam kitab suci Al-Quran..
begitu yakinkah kita dapat hidup 100 tahun lagi untuk bertaubat?? kenapa tidak saja disegerakan taubat kita padaNya semasa pintu taubat masih lagi terbuka??
sedangkan Nabi S.A.W kecintaan Allah pun istighfar taubatnya saja sudah lebih dari 70 kali dalam sehari..
jika berpuasa,puasa yang masih terisi dengan umpat keji akan hal-hal saudara sedaging
ataupun,
amalan sunat yang dilakukan kerana ingin mencari tumpuan manusia..bukan pandangan Allah yang diutamakan..
malah,ramai manusia yang kebimbangannya terhadap urusan dunia melebihi kepedulian terhadap nasib di akhirat..
~sedikit muhasabah buat diri sendiri terutamanya yang sering alpa~
buat yang terakhirnya,saya petik sedikit kisah dari saat-saat pemergian Rasulullah S.A.W buat teladan kita bersama..
dan,berakhirlah hayat seorang Nabi kebanggaan kita semua,Nabi Muhammad S.A.W tetapi sunnahnya tetap hidup subur sepanjang zaman..“Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.” Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
“Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
“Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.
“Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.”
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.
“Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku”. “Peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.”
Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
“Ummatii,ummatii,ummatiii” - “Umatku, umatku, umatku”
marilah perbanyakkan selawat kepada baginda..
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Al-Ahzab: 56)
“Betapa ingin aku bertemu dengan saudara-saudaraku!” Para sahabat berkata: “Wahai Rasulullah, bukankah kami ini saudara-saudaramu?” Rasulullah menjawab: “Kamu sekalian adalah sahabat-sahabatku, saudara-saudaraku adalah generasi yang belum lagi muncul.” “Wahai Rasu-lullah, bagaimanakah engkau dapat mengenali suatu generasi dari umatmu yang belum lagi muncul?” tanya sahabat. Beliau menjawab: “Bagai-manakah menurutmu, bila seseorang memiliki seekor kuda yang putih kepala dan kakinya di antara kuda-kuda yang hitam legam, bukankah dia dapat mengenali kudanya?” “Tentu saja wahai Rasulullah!” jawab mereka. “Sungguh, mereka akan datang dengan warna putih bercahaya pada wajah dan tubuh mereka disebabkan air wudhu’. Dan akulah yang akan mendahului mereka tiba di telaga (Al-Kautsar)!” jawab beliau.” (HR. Muslim)
untukmu-rasulullah-rabiul-awwal - Nada Murni
No comments:
Post a Comment